CERITA SEKS KENAKALAN NON ELIZA SEMOK PART3

CERITA SEKS KENAKALAN NON ELIZA SEMOK PART3

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

CERITA SEKS KENAKALAN NON ELIZA SEMOK PART3, Hasrat-Bispak37 "Telah, kembali ke kantin dahulu Fi", kata sang cebol sekalian mengelap penisnya yang nyata belepotan sperma bergabung cairan cinta Cie Fifi itu dengan gunakan celana dalam Cie Fifi.

Cie Fifi gak bereaksi, dia cuma diam dan pejamkan matanya. Sang cebol kenakan celana dalam dan celana panjangnya, lalu dia keluar gudang ini.

Selang berapa saat, Cie Fifi pun bangun berdiri, lalu dia keluarkan kantung plastik kecil dari kantong rok pakaiannya. Cie Fifi mengambil celana dalamnya yang basah belepotan sperma sang cebol barusan, lalu masukkan celana dalam itu ke kantung plastik kecil itu.

Kayaknya Cie Fifi betul-betul menyediakan kantung plastik itu buat simpan celana dalamnya yang ia mengetahui dapat dikotori sang cebol seperti sebelumnya awalnya.

"Dasar. Udah orangya cebol, gak sadar kali kalaupun burungnya itucebol pula", gerutu Cie Fifi yang setelah itu tinggalkan gudang ini.

Kata-kata Cie Fifi barusan membuatku termenung. Cuma pendek, persoalan yang diomelkan Cie Fifi. Apa penis itu lumayan keras?

Ya ampun… kenapa pula saya harus ingin tahu dengan penis sang cebol???

"Emmkh…", saya mengesah terhenti sewaktu tiba-tiba kurasakan kepalaku diambil di depan sampai penis Dedi bersarang dalam lubang kerongkonganku.

"Elok, mari ujarnya pengin nyepong. Kapan keluarnya kalaupun dari barusan cuman kamu emut saja?", bertanya Dedi yang saat ini dengan kejam lagi mendesak nekan kepalaku sampai parasku tenggelam di muka selangkangannya, serta penis Dedi itu semakin menganiaya lubang kerongkonganku.

"Mmmhh…", saya cepat cepat mengulum dan mainkan lidahku di penis Dedi, biar dia tak menyambung siksaannya padaku.

"Nah… begitu cantik… mari terusin… sssh… ooh…", kata Dedi yang sekarang mendesah serta mengeluh kesenangan nikmati service oralku.

Ke-2  tangan Dedi membelai rambutku secara lembut saat saya terus usaha membikin penis Dedi berejakulasi. Adakalanya saya memandang nakal pada Dedi, supaya dia tambah terangsang sampai pekerjaanku akan tuntas lebih semakin cepat.

CERITA SEKS KENAKALAN NON ELIZA SEMOK PART3

"Mmmhh…?", saya gak dapat bercakap, cuma dapat mengguman tidak terang waktu kurasakan sepasang tangan meremas ke-2  bongkahan bokongku.

Ke-2  tangan Dedi masih membelai rambutku. Barusan itu sudah tidak ada siapa siapa kembali sewaktu saya melanjutkan service oralku. Lantas ke-2  tangan yang meremasi bokongku itu punya siapa?

"Halo Eliza… kembali asyik nih? Saya ikut-ikutan ya", kudengar suara yang cukup kukenal dari belakangku.

Hatiku seperti kesiram air es. Semenjak kapan Pandu udah ada di sini? Kenapa barusan saya gak memandangnya?

"Mamamm…", saya mau larang Pandu, tetapi sekarang ini mulutku tersumpal penis Dedi sampai saya tidak dapat berbicara secara terang.

Telat, Pandu telah membeberkan rok seragam sekolahku, dan saya telah pasrah tunggu hukuman yang hendak diberi Dedi jika dia melihatku pakai celana dalam ini.

"Eh Pan Pan… gak bisa… gua dahulu donk! Elo ini dahulu", sergah Dedi lalu menarik terlepas penisnya dari mulutku.

"Iya iya…", gerutu Pandu lalu berganti status dengan Dedi.

Saya diam dengan jantung yang berdetak kian cepat. Dua murid busuk ini bakal lekas melumatku di gudang ini, tetapi yang amat kutakutkan merupakan Dedi. Kehadiran Pandu ini menghancurkan semua rencanaku. Selayaknya barusan itu saya lolos dari gudang ini tak perlu ngeseks dengan Dedi, tapi…

Tidak ada waktu buatku untuk memikir atau berleha leha. Tau-tau badanku telah diambil berdiri oleh mereka berdua, lalu ke-2  kakiku yang direntangkan lumayan lebar. Lantas dengan urutan ke-2 kakiku yang masih sesuai itu, tubuhku direbahkan di depan. Pandu telah mengacung penisnya yang rupanya sudah ereksi itu di muka parasku, meminta service oralku.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

Dengan kecewa saya mengulum penis Pandu, serta saya keluarkan seluruh tehnik oralku biar Pandu cepat capai pucuk serta kedepannya dia tidak turut nikmati lubang vaginaku sehabis Dedi usai nikmati badanku. Dalam pada itu kurasakan celana dalamku didesak pencet oleh jemari tangan Dedi, benar pada bagian bibir vaginaku. Dedi sudah mengetahui. Saya pejamkan mata dan pasrah terima nasibku.

"Lho cantik… siapakah yang suruh kamu gunakan? Ooo… maka dari itu kamu barusan nawarin ngemut kontolku, lantaran kamu masih ingat kan apa yang dahulu saya omong kan?", bertanya Dedi dengan 1/2 mendamprat.

Saya tidak berani menjawab, tidak berani menengok. Mau rasanya saya menangis, tetapi saya tidak ingin kelak kawan temanku khususnya Jenny justru ajukan pertanyaan bertanya kalaupun kelak mataku dilihat sembab.

Saya cuma dapat pasrah serta selalu mengoral penis Pandu, sekalian tunggu hukuman yang hendak diberi Dedi padaku.

"Mmmkh…", saya mendesah terbendung sewaktu kurasakan jemari tangan Dedi menerobos masuk ke lubang vaginaku masih yang tertutup celana dalam ini.

Jemari tangan itu bergerak gerak di sana, mengundang kesan yang aneh di saat saya mengerti celana dalamku mengorek ngorek dinding lubang vaginaku. Saya mengesah serta lagi mendesah terbendung, namun saya tidak lupa kalaupun saya harus memaksakan penis Pandu yang ada dalam mulutku ini selekasnya berejakulasi.

"Mmmh… aaahh…", saya gak kuat kembali, saya mendesah serta meronta kesakitan saat saya rasakan pedih pada vaginaku, sampai penis Pandu lepas dari kulumanku.

"Nikmat kan Elok?", ledek Dedi saat saya melihat ke belakang untuk memandang apa yang sudah dilakukan Dedi.

Saya memandang sisi bawah celana dalamku digeret ke atas. Ternyata itu membikin sisi depan celana dalamku ini terlipat, dan menggesek masuk ke bibir vaginaku. Saya memandang Dedi dengan memelas, meminta belas kasihannya untuk hentikan seluruhnya.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

Kunjungi Juga : Pencuri Jackpot & Pemburu Hadiah

Namun Dedi nyata-nyata mau menghukumku. Celana dalamku ini tarik ke atas serta kebawah sampai kesan yang menimpa bibir vaginaku ini tambah jadi siap.  Di antara pedih serta nikmat.

"Aduuh… sakit Deed…", saya mulai merengek-rengek, namun Dedi cuma ketawa tawa.

"Telah, gak boleh ngoceh terus! Teruskan!", tau-tau Pandu memutar kepalaku sampai parasku kembali menghadap penisnya, dan Pandu selekasnya menjejali penisnya itu ke mulutku.

"Mmmph…", saya mengesah terhenti, tetapi waktu ini saya gak punya alternatif lain, saya harus meneruskan service oralku buat penis Pandu.

Di belakangku, Dedi ternyata tidak sabar buat nikmati badanku. Saya rasakan sisi bawah celana dalamku disingkap, dan sebuah benda topangl, hangat dan lumayan besar, yang tentu kepala penis Dedi itu, sekarang melekat dan memojokkan bibir vaginaku.

Badanku melafalkanng sejenak waktu penis Dedi memisah lubang vaginaku dan selalu melesak masuk. Saya pejamkan mata menghentikan sakit, serta seterusnya saya lagi usaha menyambung service oralku buat penis Pandu saat Dedi mulai memompa lubang vaginaku.

Sekali ini Dedi perlakukanku dengan sedikit kasar. Dia menggenggam pinggulku, menarik badanku ke arahnya setiap dia menyikatkan penisnya, sampai penisnya berasa menikam demikian dalam lubang vaginaku. Berulangkali saya melenguh terhenti, serta saya mulai tidak dapat fokus untuk mengoral penis Pandu.

Menyebabkan saya mesti tambah menanggung derita saat Pandu menggenggam sisi belakang kepalaku sampai parasku melekat di muka selangkangannya. Saya harus bertarung membatasi mual gara-gara berbau apek yang menimpa hidungku, pula saya harus mencegah merasa sakit berbaur nikmat di lubang vaginaku yang dipompa habis habisan oleh Dedi.

Sekarang saya cuman mengharap pengidapanku ini selekasnya selesai. Saya pun mengharap pakaian seragam sekolahku ini tak lecek dan basah oleh keringatku sesudah saya tuntas disetubuhi oleh dua begundal ini. Sehabis saya menyatukan semua tenagaku, saya melingkarkan ke-2  tanganku ke belakang bokong Pandu, lalu saya mengisap dan menarik penis Pandu kuat kuat.

CERITA SEKS KENAKALAN NON ELIZA SEMOK PART3

"Oooh…", Pandu mulai melolong serta kurasakan dia ingin melepas penisnya dari gempuranku, kemungkinan dia telah tak dapat menghentikan keasyikan service oralku.

Tetapi saya gak pengin melepasnya, saya mesti membuat cepat berejakulasi. Dengan ke-2  tanganku yang kugunakan buat menghentikan badan Pandu, penis itu kujilat memutar, lalu kepala penis itu kucucup kuat kuat serta sesaat setelah itu penis itu kembali kucelupkan dalam kuluman mulutku. Semuanya kulakukan di tengah-tengah gencarnya sikatan penis Dedi pada lubang vaginaku.

"Aahh… lezatnya seponganmu Elizaa…", erang Pandu kesenangan di saat kurasakan cairan sperma Pandu menyemprotkan, penuhi rongga mulutku.

Selanjutnya bajingan tengik ini keluar juga.  Saya menelan semua cairan di mulutku ini, tetapi saya tidak ingin Pandu bisa lolos demikian saja. Dia udah menghancurkan rencanaku tadi semestinya telah sukses. Saya benar-benar jengkel kepadanya.

Saya terpikir bagaimana saya bersama Jenny, Sherly dan Cie Stefanny tempo hari sukses taklukkan tiga pejantan di rumahku, dan kupikir saya barangkali dapat pakai teknik yang serupa buat menumpahkan kekecewaanku di Pandu. Saya selalu mengisap penis di mulutku ini kendati pun penis itu telah melunak benyek.

"Ooh… sudaah… ampuun…", Pandu melolong lolong tidak kuat terima gempuranku, akan tetapi saya belum pula usai dengannya.

Saya lagi menghirup serta menarik penis Pandu, hingga akhirnya dia menguik nguik seperti mau disembelih saja. Pada akhirnya saya hentikan kulumanku pada penis Pandu, dan waktu saya membebaskan tanganku, Pandu langsung ambruk lemas, sama seperti nasib banyak pejantan di rumahku yang tergeletak selesai saya dan banyak pacarku balik memerkosa mereka.

"Oooh… kamu betul-betul pelacur, Cantik… ooooh…", Dedi meracau dan menikamkan penisnya dalam dalam lubang vaginaku.

Dadaku ibaratnya bakal meletus di saat saya dengar penghinaan Dedi barusan. Sesudah Dedi usai menyiraminya spermanya dalam lubang vaginaku, saya lekas berdiri, balik tubuh, dan sekali ini saya menampar Dedi.

‘plaak… plaak…', 2x saya menampar pipi Dedi, keras sekali.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

Dedi takjub menatapku seperti gak percaya dengan yang baru-baru ini berlangsung.

"Brengsek, kamu tetap bisa bisanya mengejek saya", desisku dengan nada gemetaran sangking berangnya.

Situasi di gudang jadi sepi. Deru detak jantungku dapat kudengar dengan terang. Saya menggigit bibir menghentikan tangis. Saya benar-benar sakit hati sewaktu Dedi menyebutku pelacur.

Tiada mempedulikan mereka kembali, saya selekasnya keluar gudang ini. Namun saya sadar jika saya harus mengatur diriku di toilet, sekalian sekurang-kurangnya saya mesti bersihkan tersisa sperma Dedi yang menetes dari bibir vaginaku.

Dalam toilet, saya selekasnya mengusung rok seragam sekolahku, dan saya ambil tissue yang siap untuk mengelap lelehan sperma di seputar pangkal pahaku. Beberapa tissue kuambil dan kuselipkan pada bagian dalam celana dalamku yang sedikit basah, supaya bisa membantu rasa tidak nyaman pada selangkanganku.

Serta sekali ini saya sudah tidak kuat kembali, saya menangis tersedu-sedu. Kenapa saya mesti terima ejekan sesuai ini? Dengan berurai air mata, saya mengatur rambutku di muka cermin, lalu saya menyusuti air mataku dengan tissue. Untung make-up tipis pada parasku tidaklah sampai hancur gara-gara air mataku.

‘kriiing…', bel tandanya jam pelajaran bertukar telah mengeluarkan bunyi.

Saya cepat keluar toilet dan saya sedikit lari menuju kelasku. Diperjalanan saya memandang pak Totok yang anyar keluar kelasku, serta aku terus menjumpainya.

"Selamat siang pak. Maaf saya barusan tiba-tiba sakit pada perut, jadi tidak dapat turut pelajaran pak Totok", saya menegur pak Totok sekalian memberikan argumen kenapa saya barusan tidak dapat datang di kelas.

"Selamat siang Eliza. Ya, tak apa apa. Kelak kamu dapat pinjam catatan temanmu, tidak ada quiz maupun ulangan tiba-tiba ini hari. Eh… Eliza? Kamu habis menangis? Ya ampun… barusan perutmu tentu sakit sekali ya? Saat ini kamu masih sakit? Bila masih sakit kamu dapat istirahat di ruangan UKS", kata pak Totok.

CERITA SEKS KENAKALAN NON ELIZA SEMOK PART3

‘Uh… UKS? Tidak deh… saya tidak ingin tertiban tragedi untuk ke-2  kalinya di sekolah hari ini', pikirku dalam hati.

"Tidak perlu pak, Eliza telah tambah enak. Terima kasih pak, saya kembali lagi ke kelas dahulu", jawabku sekaligus pamit pada pak Totok.

"Baik, silahkan Eliza. Selamat siang", kata pak Totok.

"Selamat siang pak", kataku dengan lega, dan saya selekasnya balik ke arah ke kelas untuk ikuti jam pelajaran paling akhir.

IV. Sebuah Janji Yang Memuaskan

"Sayang… kamu mengapa kok lama sekali di WC? Saya telah nyaris susul kamu lho…", bertanya Jenny di saat saya telah duduk di sampingnya.

"Tadi… saya sesudah sakit di perut Jen", jawabku lambat.

"Eh…? Mengapa kamu sayang? Kamu sesudah nangis ya?", bertanya Jenny kembali dengan risau.

"Iya, barusan perutku tiba-tiba sakit sekali, saya gak kuat metahan sakitnya, jadi saya sampai nangis. Namun saya telah tambah enak kok saat ini Jen", saya tidak jujur agar Jenny stop merisaukanku

"Saat ini perutmu sudah gak sakit?", bertanya Jenny kembali dengan kasihan.

Saya geleng-geleng kurang kuat sekalian usaha tersenyum pada Jenny.

Sesungguhnya saya terasa sedikit gak nikmat sebab saya harus bohong pada Jenny yang demikian mencermati serta mencintaiku. Perasaan bersalah ini sedikit mengacauku, walaupun saya tahu ini merupakan yang terunggul, dibanding ada yang dengarkan perbincangan kami waktu saya akui apa yang sebetulnya berlangsung padaku saat lagi saya ada pada toilet, ataupun lebih benarnya di gudang barusan.

Tetapi selang berapa saat Jenny telah kembali repot merayu serta mengejekku bab Andy. Apa lagi saat jam paling akhir ini hari guru yang semestinya mengajarkan di kelas kami tak masuk, maka kami bebas belajar sendiri. Jenny semakin semangat memikatku, dan saya telah kehilangan akal untuk membalasnya ledekan Jenny, sampai saya cuman dapat tersenyum malu.

Dan saat saya gak tahu mesti lakukan perbuatan apa, tau-tau saya melamunkan Andy.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

Apa ya yang kurang lebih sedang dilaksanakan Andy? Apa yang lebih kurang ada pada pemikiran Andy kini? Apa dia pikirkanku? Tiba-tiba saya telah terasa kangen pada Andy.

"Duh… bidadari yang satu berikut kembali kasmaran deh… hingga sampai saya tidak dipandang kembali", keluh Jenny.

"Siapa sich…", saya kembali lagi coba mengelit.

"Getho ya? Kalaupun gitu… kelak saya bilangin ke Andy ah…", kata Jenny sembari menyaksikan ke atas.

"Jeen… apaan sich… memang kamu pengen ngomong apa ke Andy?", saya merengek-rengek.

"Mmm… saya ingin katakan apa ya… saya ingin ngomong, bila Eliza gak senang dengan dia", Jenny menjawab dengan type cuek bebek sembari mulai mengepaki buku bukunya ke tas sekolahnya, karena bel pulang sekolah betul-betul barusan mengeluarkan bunyi.

"Jeen… tak boleh getho dong… aku…", saya mulai kuatir kalaupun kalau Jenny bersungguh dalam kata tukasnya, dan saya dan terus merengek-rengek.

"Jika getho kamu gak boleh menghindari selalu sayang, ngaku saja dech!", Jenny kembali merayuku.

"Aku…", saya tidak dapat bercakap apa manalagi serta mukaku rasanya panas sekali.

Jenny menatapku dengan senyuman iseng. Saya cuman dapat tersenyum malu sekalian menata seluruh buku dan alat tulisku ke tas sekolahku. Sehabis doa pulang, saya serta Jenny siap-siap keluar kelas waktu Sherly tiba-tiba ada di muka pintu kelasku.

"Duh…", saya menyengaja menyambat saat saya lihat Sherly tersenyum senyuman.

"Mengapa sayang?", bertanya Sherly yang dekatiku.

"Kalian ini pengen hingga sampai kapan sich anyar senang nggodain saya?", tanyaku dengan memelas.

"Sampai kamu jadian sama Andy, dan nraktir kita kita", kata Jenny dan Sherly nyaris berbareng dan mereka ketawa suka.

"Ssstt!! Apaan sich? Jika lainnya dengar bagaimana coba!", saya bersungut-sungut dengan cemas.

"Maka dari itu tidak boleh ngelamun saja sayang… review donk di sini sudah tinggal kita bertiga saja", kata Jenny sembari merengkuhku.

CERITA SEKS KENAKALAN NON ELIZA SEMOK PART3

Saya menyaksikan ke sekitarku, nyatanya memang kelasku ini udah kosong selainnya kami bertiga. Namun tetap saya khawatir bila ada yang dengar ujaran mereka barusan terkait saya jadian sama Andy. Saya gak pengin Andy dengar isu yang tak tidak, saya gak pengin hubunganku dengan Andy yang baru memulai bersemi ini jadi hancur.

"Yok, kita temani kamu sampai ke mobilmu ya", kata Sherly lalu merengkuh tanganku.

"Tetapi, saya pengin mencari minuman dahulu, saya haus nih. Kalian terlebih dulu saja dech", saya coba berikan argumen untuk pisah pada mereka, biar saya tidak tanpa henti menjadi bahan ledekkan mereka.

"Ya gak apa apa, kebenaran saya  haus. Saya temani kamu ke kantin dech sayang", kata Jenny.

"Saya  haus kok. Ya telah kita ke kantin dahulu saja", kata Sherly yang sekarang telah tarik tanganku.

Saya tidak mempunyai argumen kembali, jadi saya menurut saja didampingi mereka berdua ke kantin. Tentu ledekan mereka kepadaku kembali bersambung, dan saya cuma dapat tersenyum malu.

Sampai di kantin, hatiku jadi geli sewaktu saya memandang sang cebol. Saya terkenang tingkah laku busuknya di gudang barusan pada Cie Fifi.

Tapi saya usaha punya sikap biasa. Apa lagi Cie Fifi telah menegur kami dan bertanya apa yang kami pesan. Sehabis kami bertiga tuntas minum, kami selekasnya bayar pesanan kami dan mohon pamit pada Cie Fifi.

BERSAMBUNG...

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama