CERITA SEKS KENAKALAN NON ELIZA SEMOK PART6

CERITA SEKS KENAKALAN NON ELIZA SEMOK PART6

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

CERITA SEKS KENAKALAN NON ELIZA SEMOK PART6, Hasrat-Bispak37 "Aaah…", saya menjerit takut saat tau-tau badanku terangkut, rupanya Wawan memanggul ke-2  pahaku di atas pundaknya, dan ke-2  betisku yang terjuntai menekuk ke bawah ini melekat di punggung Wawan.

Saya lebih gak mempunyai daya. Dengan tangan kiriku yang melingkar di leher pak Berbudiin yang berdiri di sisi kiriku, tangan kananku yang melingkar di leher Suwito yang berdiri di sisi kananku, dan ke-2  pahaku yang dipanggul Wawan di pundak kanan dan kirinya, saya telah tidak dapat ke mana saja kembali.

Kengerian sedikit menempaku waktu saya sadari badanku melayang-layang cukuplah tinggi dari lantai, manalagi dalam status seperti berikut mereka bawa badanku keluar kamarku, terus keluar sampai ke arah tempat jemuran busana.

Namun yang amat membuatku cemas yaitu kepala Wawan yang ada diantara ke-2  pahaku yang terbuka, dan yang nyata muka Wawan menghadap langsung pada bibir vaginaku, benar-benar dekat. Suatu jilatan yang telah dilakukan Wawan mulai pembantaian pada diriku, dan saya mengulet kurang kuat gara-gara tingkah Wawan ini.

"Wan… jangan… angghhhk…", saya coba meminta, namun saya mesti melenguh di saat Wawan kembali memagut bibir vaginaku yang terpampang di hadapannya, dan badanku mengartikulasikanng dahsyat tidak dapat kukendalikan kembali.

Belumlah cukup siksaan keasyikan yang kualami, pak Bijakin dan Suwito memperbanyak pasienanku. Mereka mengungkap bra yang membuntel payudaraku, lalu nyaris bertepatan mereka menyeruput ke-2  puting payudaraku yang berada pada hadapan mereka. Saya mulai tidak mampu terima semua rangsangan ini, badanku menggelinjang serta menyebutng tidak dapat kukendalikan kembali.

"Mmmhh… udaaah…", saya mendesah dan meminta.

Tidaklah ada jawaban pada mereka atau tanda-tanda mereka ingin dengerin permintaanku. Mereka bertiga selalu merayu ke-2  puting payudaraku, pun bibir serta lubang vaginaku. Saya mulai teraniaya dalam kesenangan ini, nafsuku udah naik gak karuan, dan rasa panas mulai menjalari sekujur badanku.

"Ngghh… sudaah… mmhh… hentikaaan… aunghhh…", saya meminta dan merengek-rengek pada lenguhan dan rintihanku.

CERITA SEKS KENAKALAN NON ELIZA SEMOK PART6

Tetapi memanglah salahku  sich, terlihat sakit hati tiga pejantan ini sangat besar sehabis saya berkali kali memikat serta memancing hasrat mereka sepanjang hari ini. Mereka benar-benar tidak mengacuhkan permintaanku dan dengan kejam mereka lagi menyiksaku.

Saya tidak kuat kembali. Pinggangku meliuk serta meliuk, kepalaku hingga sampai terdongak gara-gara enaknya rangsangan bertubi tubi yang menimpa badanku ini. Lantaran status badanku yang semacam ini, kepalaku jadi terjuntai ke bawah, serta rambutku yang terurai ini tersentak sentak mengikut pergerakan badanku.

Tiba-tiba mereka bertiga bersama-sama menyudahi perbuatan mereka, tetapi mereka melepaskan badanku masih tetap melayang-layang tinggi di bahu mereka. Saya mengesah perlahan-lahan, dalam hati saya terasa sedih lantaran nikmat yang menerpaku ini jadi redup sewaktu mereka stop demikian saja sesuai ini.

Tetapi saya cuman diam, saya tidak pengin berbicara apa apa, memohon atau melakukan hal apa saja, meskipun diam diam saya nikmati tersisa sisa luapan nafsu masih menerpa badanku.

"Non Eliza pengin turun?", bertanya Wawan sekalian meniup bibir vaginaku.

"I… iyaa…", jawabku dengan merengek-rengek serta saya sedikit menggoyang goyangkan pinggulku untuk menghindari bibir vaginaku dari tiupan Wawan.

"Wan…", saya kembali merengek-rengek di Wawan.

Dengan ke-2  betisku yang melekat di punggung Wawan, dan ke-2  pahaku yang menjepit kepala Wawan, pergerakanku sekali-kali tidak berfungsi. Apa saja yang kulakukan, bibir vaginaku selalu ada pada hadapan muka Wawan yang sampai hati menyambung tingkahnya itu.

"Terus apa tanggung-jawab non tadi telah membikin kita kita tegangan tinggi waktu saksikan non di kamar tadi siang?", bertanya Suwito yang setelah itu menyesap puting payudaraku yang berada di hadapannya sampai saya mengulet serta menyebutng kurang kuat.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

"Enggh… maaf deh… tapi… kalian kok kurang ajar sich… kalian itu ngintip saya, kok malahan saya yang diminta tanggung-jawab?? Semestinya kan saya yang geram??", dari meminta saat ini saya jadi berkeberatan dengan geram sekalian mencegah hasratku pada saat Wawan dan Suwito repot menggempur wilayah wilayah peka di badanku ini.

Dengar omelanku, Wawan dan Suwito hentikan gempuran mereka, serta mereka sama-sama berpandangan sesaat.

Saya sendiri memandang jengkel dari mereka, akan tetapi saya gak dapat lakukan perbuatan apa saja saat lagi badanku masih melayang-layang sesuai ini dengan ke-2  tangan serta kakiku yang ada dalam kekuasaan mereka.

"Wah tidak ingin tahu, dasarnya non Eliza harus tanggung-jawab. Lagian non Eliza telah buat kita kita ngaceng berkali kali tanpa ada hasil mulai sejak pagi", kata Wawan lalu kembali memagut bibir vaginaku.

"Engghkk… ngghh…", saya melenguh kenikmatan karena siksaan Wawan ini serta pinggangku kembali meliuk sampai perutku terangkut tinggi.

Saya ingin meronta, saya pengin meminta biar mereka melepaskanku ini hari saja, lantaran saya gak mau pada situasi lemas saat terima telephone Andy malam nanti. Saya mau nikmati waktu saat mengobrol dengan Andy tanpa ada siksaan rasa pegal atau mengangut gara-gara kecapekan.

Namun tidak beberapa lama kemudian saya telah tidak sanggup kembali berpikir tenang. Saya mendesah rintih kenikmatan saat ke-2  pergelangan tanganku dicengkam oleh pak Bijaksanain serta Suwito, serta tangan mereka yang satunya mereka pakai untuk meraba serta membelai perutku, sementara itu mereka berdua kembali mengulum puting puting payudaraku.

Seluruhnya masih ditambahkan tingkah Wawan yang meraba raba ke-2  pahaku yang terpangku di pundaknya ini dengan ke-2  tangannya. Baru ini kali mereka bertiga menyiksaku dengan sesadis ini. Semua kesan kepuasan yang kurasakan ini sangat top serta mengacau pikiranku.

Selanjutnya saya menunjuk nikmati waktu saat jadi bulan bulanan tiga pejantan ini, serta saya cuman dapat mengharap malam nanti saya masih lumayan kuat untuk terima telephone Andy.

CERITA SEKS KENAKALAN NON ELIZA SEMOK PART6

Kunjungi Juga : Pencuri Jackpot & Pemburu Hadiah

Badanku mengartikulasikanng berkali-kali, pinggangku meliuk dan meliuk sangking nikmatnya rasa nikmat yang kuterima ini. Tidak bisa kutahan kembali, saya mesti berserah dirundung orgasme.

Saya melenguh sejadi jadi serta menggelinjang bagus membebaskan pergolakan liar ini, serta sekali ini tidaklah ada satu juga pada mereka yang pengen mengampuniku kendati pun saya meminta seperti apa saja.

Bahkan juga sekali ini mereka kian memperhebat siksaan mereka padaku. Saya merasai lidah Wawan menyerang masuk isikan lubang vaginaku, dan itu tetap ditambah lagi bibir Wawan yang memagut bibir vaginaku dengan liar.

"Aaahh… ooooh… Waaan…", sebuah cucupan yang benar-benar kuat oleh Wawan di bibir vaginaku membuatku menjerit kesenangan.

Rasanya tiap-tiap tambahan tulang di seluruhnya badanku lepas saat saya mesti melafalkanng bagus gara-gara tingkah Wawan ini. Ke-2  betisku melekat kuat di punggung Wawan, mengakibatkan lututku tidak dapat kutekuk kembali.

Ke-2  tanganku yang melingkar di leher pak Bijakin serta Suwito tidak lepas walaupun saya mengulet seperti apa saja. Mereka mengamankan ke-2  pergelangan tanganku di muka dada mereka masing-masing dan tangan mereka yang satunya seperti tidak jemu permainkan ke-2  payudaraku.

Dengan gerak badan yang terhenti semacam ini, saya berasa gak punya daya bahkan juga sekedar untuk lepaskan pergolakan orgasmeku. Namun diam diam saya justru benar-benar suka diberlakukan sebagai berikut oleh mereka, dan saya sangatlah nikmati ketidak memiliki dayaanku ini.

VII. Pembantaian Itu Bersambung

"Sudah dong… turunin saya ya…", saya meminta dan merengek-rengek dari mereka dengan napas yang terengah-engah.

"Aanggkkh…", saya melenguh sejadi jadi waktu jawaban yang kuterima yaitu pagutan Wawan di bibir vaginaku.

Tetapi cuman sesaat saja, Wawan telah hentikan pagutannya. Dan dia turunkan ke-2  kakiku dari pangkuan pundaknya, membiarkanku terkait lemas dengan ke-2  tanganku yang masih tetap melingkar di leher pak Bijakin dan Suwito, serta ke-2  pergelangan tanganku yang selalu terkunci di muka dada mereka.

CERITA SEKS KENAKALAN NON ELIZA SEMOK PART6

Saya memandang Wawan tuju pintu yang membataskan sisi dalam dan luar di lantai dua rumahku ini, dan dia ambil kunci pintu yang menempel di lubang kunci sisi dalam pintu itu, lalu menempatkan kunci itu pada sisi luarnya.

Selanjutnya Wawan tutup dan mengamankan pintu itu, lalu dia masukkan kunci pintu itu dalam kantong celananya, sembari menyaksikanku dengan senyuman penuh sindiran, seakan ingin menuturkan kalaupun sekali ini saya mustahil lolos.

Tiba-tiba saya kaget karena saya sadari sebuah perihal. Bukan masalah saya sudah tidak barangkali dapat larikan diri, karena saya telah ketahui kalaulah saya usaha lari ke bawah, kelanjutannnya di bawah kelak saya mesti terkepung kembali oleh mereka dari 2 arah dan bakal selekasnya ketangkap kembali oleh mereka.

Yang kumaksud ialah, kenapa mereka memutuskan tempat jemuran pakaian ini sebagai tempat menghajar diriku? Di area yang amat terbuka ini, bagaimana bila kelak rintihan serta lenguhanku hingga kedengar oleh orang yang melalui di jalan depan rumahku? Atau, bagaimana bila kami hingga dilihat oleh tetangga di muka rumahku yang tanpa berniat memandang ke rumahku?

"Wan… tidak boleh di sini dong… di kamar saja ya…", saya mulai merengek-rengek.

"Agar non dapat lari?", bertanya Wawan dengan suara mengolok.

"Nggak… bukan getho Wan… saya takut kalaupun di sini kelak suaraku kedengar orang di muka gimana… Iya dech saya janji gak dapat lari kembali", saya usaha meminta dengan suara memelas.

"Ya jika getho non tak boleh bernada, ringan kan?", jawab Wawan sekehendak hati, serta dia mulai dekatiku.

Saya memandang Wawan sekalian menempatkan paras cemberut, tetapi tidak lama setalah itu badanku menyebutng waktu ke-2  payudaraku udah kembali diremas remas oleh pak Bijakin serta Suwito.

"Eeh… mmmhh…", saya mendesah serta menggeliang, di antara kenikmatan serta kesakitan.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

Wawan selalu merapat, dan sekarang penglihatanku berpindah ke pada penis Wawan itu udah tegak menunjuk itu, yang siap untuk mengeduk dan menggagahi lubang vaginaku.

Di saat Wawan udah membungkuk di hadapanku serta ke-2  pahaku yang kurapatkan semenjak barusan ini dikendurkan olehnya, saya menggigit bibir dan pejamkan mataku, siap-siap memasrahkan lubang vaginaku ini terima tusukan sadis dari penis superior Wawan itu.

"Mmm…", saya mengerang perlahan waktu kurasakan bibirku ini di cium halus, dan saya terus pejamkan mataku.

Kecupan Wawan ini demikian mesra. Membikin jantungku berdetak cepat.

"Mmmhh…", saya kembali mengesah waktu kurasakan suatu jemari tangan tercelup masuk ke lubang vaginaku.

Jemari tangan yang nakal itu mulai mengeduk lubang vaginaku. Ditambah lagi remasan remasan halus di ke-2  payudaraku oleh pak Bijakin dan Suwito, pula kecupan mesra Wawan yang saat ini telah beralih jadi pagutan penuh gairah pada bibirku, semuanya membuatku mulai teraniaya dalam birahi.

Ke-2  lututku terasanya lemas. Kalaupun saat ini ke-2  tanganku tidak melingkar di leher ke-2  pejantan yang ada di sebelah kanan dan kiriku ini, ke-2  kakiku ini jelas gak bisa menyokong badanku. Saya kembali rapatkan ke-2  pahaku, coba menghentikan derasnya laporkan jemari tangan Wawan yang mengundang rasa nyeri di lubang vaginaku.

Sedangkan saya terus mengerang terbendung saat lagi bibirku lagi dipagut Wawan semacam ini, dan napasku mulai habis. Saya kian menderita dalam kesenangan ini. Saya tidak sanggup meronta, badanku rasanya begitu lemas, tenagaku amblas tidak tahu ke mana.

Saya buka mataku, memandang Wawan dengan sayu, coba menggelengkan kepalaku, mengharap dia ketahui kodeku bila saya telah memulai menanggung derita karena kekurangan napas. Tetapi Wawan justru memperbanyak siksaan ini. Saya rasakan lidah Wawan melesak masuk ke mulutku, serta reflek saya membalasnya, sampai lidah kami sama sama bertaut.

CERITA SEKS KENAKALAN NON ELIZA SEMOK PART6

Seterusnya, Wawan dengan kuat mengisap mulutku, menarik serta mencucup air ludah dalam mulutku ini. Saya sudah tidak dapat bernafas kembali sebab pergolakan birahi yang menerpa diriku ini ibarat menutup dadaku.

"Oooh…", saya mengeluhkan lega saat selanjutnya Wawan melepas pagutannya seusai senang menyesap semuanya air ludah di mulutku ini.

Napasku terengah gak karuan seusai barusan saya cukuplah lama kekurangan napas. Saya usaha mengendalikan napasku ini, tetapi cubitan nakal Suwito pada puting kanan payudaraku ini membuat napasku kembali mengincar.

Dan saat pak Bijaksanain meremas kuat payudara kiriku, serta menyesap puting payudaraku itu dengan sekeras kuatnya, saya mendesah kesenangan nikmati semuanya cumbuan mereka ini.

"Aauw…", saya kembali meratap saat Wawan dengan sesenang hati mengambil jemari tangannya yang sejak mulai barusan direndam celup ke lubang vaginaku.

‘Waan… masukkan lagi…', saya menjerit dalam hatiku.

Saya sedih. Saya gak ingin jemari tangan yang nakal itu keluar dari dalam lubang vaginaku. Saya mau meminta pada Wawan supaya dia pengin masukkan jemari tangannya kembali, atau justru masukkan penis perkasanya itu ke lubang vaginaku.

Tetapi saya masih lumayan sadar untuk mengawasi harga diriku jadi nona majikan mereka. Karenanya saya mau tak mau diam serta pejamkan mataku, sembari mengharap mudah-mudahan Wawan selekasnya merayu lubang vaginaku kembali.

"Mmmhh…", saya melenguh perlahan sewaktu merasai suatu yang tebal, hangat dan basah tekan bibir vaginaku.

Saya membuka kembali mataku. Nyatanya saat ini Wawan sedang berjongkok di depanku dan menjilat-jilati bibir vaginaku. Ternyata Wawan masih ingin permainkanku, menganiaya diriku yang udah terbenam dalam luapan birahiku ini.

Seterusnya Wawan memegang ke-2  pahaku, lalu dia memagut bibir vaginaku. Saya mengesah kenikmatan, badanku kembali mengulet, kurasakan cairan cintaku kembali menetes.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

Serta kesan yang hebat menimpa diriku saat tau-tau Suwito mencengkeram dan memagut bibirku, dan pak Berbudiin yang terus menyusu di puting kiri payudaraku, saat ini pun meremasi payudaraku yang satunya, yang pernah tidak bekerja sebab ditinggal oleh Suwito yang saat ini repot melumat habis bibirku.

"Mmmh… mmm…", saya mengesah nikmat gara-gara cumbuan bertubi tubi yang sedang dilakukan tiga pejantanku ini, serta saya cuman dapat mengguman gak terang karena bibirku yang selalu dipagut dengan garang oleh Suwito.

Seakan seluruhnya belumlah cukup, saat ini Wawan kembali menusukkan lidahnya ke lubang vaginaku. Lidah itu memikat lubang vaginaku dengan nakal sekali, meliuk liuk ke kiri dan ke kanan, ke atas serta ke bawah, membuat mataku terbeliak, badanku mengartikulasikanng serta menyebutng.

Saya sudah pasti menjerit kenikmatan bila bibirku sedang tidak dilumat oleh Suwito sebagai berikut.

"Mmmhh… mmmpphh…", dalam serangan mereka saya mengerang panjang serta badanku tersentak berulangkali menemani orgasme bagus yang menempa badanku.

Otot perutku melafalkanng sampai terasanya dapat kram, datangkan rasa nikmat pada terasa sakit yang menganiaya diriku. Seluruhnya masih ditambah lagi dengan rasa nyeri yang semakin jadi pada lubang vaginaku, yang memaksakanku untuk tetap orgasme.

Saya merasai cairan cintaku membanjir banyak sekali. Namun dengan kejam Wawan memagut bibir vaginaku kuat kuat serta pagutan itu gak lepas walaupun saya mengulet seperti apa saja. Serta semua cairan cintaku yang selalu meluluh itu dicucup dan diseruput Wawan hingga sampai habis.

"Mmmhk…", saya mendesah kurang kuat, pasrah.

Tiada yang dapat kulakukan disamping menggelepar, meronta, mengesah ketahan. Akan tetapi gelombang orgasme yang menderaku ini sekalipun tidak berkurang, sebab Wawan lagi mengeduk aduk lubang vaginaku dengan lidahnya, sedang Suwito gak membebaskan bibirku dari pagutannya, sementara pak Berbudiin masih semangat memagut puting kanan payudaraku.

Mereka lagi menjarah badan nona majikan mereka ini.

CERITA SEKS KENAKALAN NON ELIZA SEMOK PART6

Selesai sekejap disiksa semacam ini oleh mereka, penglihatanku mulai kabur. Saya udah lemas serta cuman dapat pasrah terima semuanya. Tenagaku seperti raib bersama cairan cintaku yang selalu membanjir keluar lubang vaginaku. Dan rasa tidak punya daya ini mengantarku orgasme kembali buat ke demikian kalinya.

"Uhuuk… ngghhk…", saya terbatuk batuk kekurangan napas sewaktu Suwito melepas pagutannya, dan saya  melenguh nikmati orgasmeku.

"Non… non cakep sekali…", desah Suwito, lalu mengecup telingaku, mengulum daun telinga kiriku, memperbanyak semua kesan nikmat yang telah dari sejak barusan menganiaya badanku.

"Oooh…", saya mengerang serta menggigil, mataku kupejamkan kuat kuat.

Cumbuan yang tengah dilakukan Suwito saat ini demikian mesra, membuatku kian kebingungan serta tidak tahu harus melakukan hal apa. Jantungku berdegap cepat, sedang orgasmeku benar-benar tak berhenti.

"Telah Suwitoo… kamu mengapa sich… oooh…", saya merengek-rengek, tetapi saya kembali mendesah saat tau-tau kurasakan suatu yang hangat di leherku.

Saya tidak akan rasakan kuluman pada puting kanan payudaraku, bermakna telah dipastikan pak Berbudiin yang mengubah gempurannya pada leherku ini.

"Pak Bijakin juga… auuuh… Waaan… udaaah…", saya merengek-rengek rengek, meminta mereka hentikan pembantaian kepada diriku ini.

Namun mereka mana ingin mendengarkanku?

"Oooh… sudaah… hentikaaan…", saya selalu menjerit, merengek-rengek, meminta dengan napas yang terengah-engah.

Namun lidah yang nakal itu masih tetap main di lubang vaginaku, menyerang dan mengeduk tiada ampun. Daun telinga kiriku selalu dilumat secara halus, lalu jilatan serta ciuman di leherku ini…  seluruhnya rabaan tangan tangan mereka yang penuh gairah di sekujur badanku ini…

"Aaaah…", saya menjerit panjang, tidak sanggup terima siksaan orgasme buat orgasme yang tetap menderaku semenjak badanku jatuh ke tangan tiga pejantanku.

BERSAMBUNG...

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama