Tournament Pencuri Jackpot Wajib4D
Cerita Dewasa Berhubungan Dengan Tunangan, Hasrat-Bispak37 1 bulan telah lamaran Triana dengan Alfi berakhir, lamaran yang simple dan cuma dikunjungi oleh keluarga serta teman akrab termaksud saya serta pujaan hatiku Milla. Tergambar rasa berbahagia di raut muka mereka berdua, senyum terus tersungging di bibir Anna, demikian kami biasa panggil Triana.
"Selamat ya, Fi.."
"Thanks Rey, lu cepat donk nyusul, kapan kembali gue pikir Milla pula telah ngebet tuch ingin kawin"
"Ah, elu dapat saja Fi, nyantai saja tiba-tiba aku telah ngeduluin elu, bagaimana?"
"Wah bagus tuch, bila begitu oke dech aku nanti..?"
Keceriaan terpancar di paras Alfi, bagaimana tidak sekarang dia tinggal beberapa langkah kembali untuk bawa Anna kepelaminan. Ya, Anna seorang gadis elok yang selalu dikejar-kejar cowok semuanya fakultas tempat Anna kuliah, untuk itu Alfi berasa amat untung selesai sukses bawa Anna ke ikatan lamaran.
Perjumpaan Alfi dan Anna sendiri berlangsung waktu dia diundang oleh Milla kekasihku pada perayaan ulang tahunnya 1 tahun lalu. Sementara itu saya sendiri udah mengenali Anna jauh awalnya. Sebab Anna dan Milla yaitu kawan satu universitas pada satu diantara kampus di Jakarta.
Ku mengakui Anna benar-benar memiliki figur yang demikian prima dengan bentuk 165 cm serta berat yang baik membikin badannya seimbang. Kaki panjang dan muka yang elok. Bila saja saya belum mempunyai Milla barangkali saya akan juga usaha kejar Anna, tetapi saya lebih mencintai Milla dengan keceriaan serta kecantikannya yang tidak kalah apabila dibanding dengan Anna.
Milla memang lebih periang ketimbang Anna yang cukup pendiam, Anna amat cuma tersenyum jika kami berempat bergurau serta bercanda. Milla sendiri udah jadi doiku waktu lebih kurang 2 tahun dengan bermacam pasang keringnya periode kekasihan. Pernah kami putus untuk beberapa hari lama waktunya namun selanjutnya kami sama-sama sadari kekeliruan kami serta mulai prinsip untuk kekasihan kembali.
Cerita Dewasa Berhubungan Dengan Tunangan
Juga sempat kuajak Milla buat melakukan pertunangan namun Milla menampik karena dia tidak siap, dia pengin mengakhiri kuliahnya dahulu baru pikir buat menuju interaksi yang lebih jauh
"Biarlah Mas Rey, lebih bagus kita doian kaya begini saja, saya tidak pengen kita tunangan tetapi putus di tengahnya jalan, toh kita dapat melaksanakan segala hal kan?"
Seperti itulah kalau saya mulai membahas lamaran dengan Milla. Benar-benar sepanjang pujaan hatian kami udah mengerjakan perihal yang lebih jauh dan cuma bisa dilaksanakan oleh pasangan yang telah sah menikah. Namun ini kami kerjakan karena rasa cinta antara kami serta Milla juga memberikan yang sangat mempunyai nilai dalam kehidupannya sebagai orang wanita dengan ikhlas serta di dasari cinta di antara kami.
Untuk perihal yang ini untukku memanglah bukan yang pertama dengan Milla saja. Akan tetapi saya pernah mengerjakannya dengan sejumlah kekasihku yang awalnya. Namun dengan Milla saya mendapatkan suatu hal lainnya yang penuh makna serta penuh cinta serta saya terkadang janji pada diri kita jika Milla ialah dermaga cintaku yang paling akhir.
Pertama kalinya kami cuma sekedar sama sama berciuman serta sama-sama menjajaki badan semasing, tetapi perjumpaan untuk percakapan kami mulai ambil langkah lebih jauh kembali sampai satu di saat kami udah bergumul dalam suatu kamar hotel yang berencana kami reservasi buat bercakap-cakap.
Milla telentang di tempat tidur, tinggal celana dalamnya saja yang menempel tutupi wilayah selangkangannya. Saya sendiri udah melepaskan semuanya bajuku sembari merengkuh badan Milla yang terengah. Perlahan-lahan kukecup bibirnya, kubuka dan kujulurkan lidahku isi rongga mulutnya yang mulai terbuka. Milla menerimanya dengan dengan pagutan yang top juga.
Saya mulai meletakkan badanku di atas badannya dan terus mainkan kecupanku, saat ini bibirku merayap turun ke arah leher serta terus bergerak buat capai gumpalan daging yang melambung di atas dada Milla.
"Akh.. Mas.. Rey.." Milla mendesah lirih saat lidahku yang basah menggapai pucuk payudaranya yang merah dan menegang.
Tournament Pencuri Jackpot Wajib4D
lama lidahku bermain dari sana, mengulum serta menggigit kecil benjolan daging sebesar biji kacang di atas payudara Milla, diselipin remasan tanganku seperti saya tidak pernah senang dengan benda ukuran 36b ini.
Sekarang bibirku ada di atas perut Milla, kujelajahi lekuk pinggang Milla dengan lidahku, perlahan-lahan tanganku merayap geser celana dalam Milla dari tempatnya. Cengkerama halus membatasi tanganku untuk selalu menarik kain tipis itu, ada kebimbangan dalam diri Milla.
Sebentar saya diam. Dengan tengadah kutatap paras Milla dengan penuh makna serta tidak lama kemudian Milla mengangkut bokongnya memuluskan saya melepas kain pertahanan paling akhir Milla dan lemparkannya ke lantai kamar itu. Dalam sekejap Milla tutup wilayah selangkangannya dengan ke-2 tangan. Perlahan-lahan kutarik ke-2 tangan itu dan terkuaklah benda yang sampai kini jadi mimpi tiap-tiap lelaki.
"Mas.. apa yang kau kerjakan.. Ohh.." suara Milla terhenti di saat lidahku mulai sapu wilayah kewanitaannya secara lembut, saya tahu dia rasakan kesan yang demikian cantik ketika itu.
Desahan kecil keluar mumut Milla menemani sapuan lidahku yang basah. Saya makin tegang, lama saya memainkan hati Milla lewat sapuan serta jilatan lidahku, kadang-kadang gigitan kecil menambahkan kesan yang tida taranya buat Milla serta ini yang pertama ia alami dari seseorang lelaki.
".. Suu.. .. Mas.. .. hh.. saya nggak kuat.."
Kurasakan tangan Milla menarik bahuku untuk tinggalkan selangkangannya, aku juga beringsut naik sembari selalu menyapukan lidahku di atas kulitnya yang halus. Saat ini badan kami sejajar, kurasakan penisku menjejal di atas perut Milla, kembali kukecup bibirnya yang terbuka. Sejenak lama waktunya kami sama-sama berpandangan dengan demikian dekat, sama sama minta pemahaman keduanya. Meskipun ingin meletus rasanya, saya tidak ingin mengambil suatu hal yang saya kehendaki dari Milla dengan paksakan.
"Milla sayang.. saya.. sayang kamu.."
"Mas Rey.." Milla mulai renggangkan ke-2 kakinya serta saya memahami kalau dia siap menerimaku untuk masuk dianya sendiri.
Kunjungi Juga : Pencuri Jackpot & Pemburu Hadiah
Perlahan-lahan kuposisikan senjataku pas di depan vaginanya, gesekan lambat mulai sentuh kulit vagina yang banyak sekali bulu-bulu lembut itu. Milla pejamkan matanya dan memegang kuat bahuku seolah takut untuk dibiarkan. Dengan berhati-hati ku pencet bokongku, perlahan-lahan senjataku menyusup masuk menggesek bibir vagina yang telah basah oleh lendir kepuasan, tidak berapa lama kemudian kurasakan senjataku terhambat suatu yang tipis.
"Ohh.. Mass.." pada akhirnya dengan sedikit penekanan kecil amblaslah senjataku di dalam lubang sorgawi Milla masih sangat dekat dan sempit. Sekejap kudiamkan benda itu di dalam sana, kusaksikan muka Milla terpejam memeras merasai suatu terjadi pada dirinya sendiri.
"Milla sayang.. saya menyintaimu.."
Kembali kukecup bibir wanita ini serta dengan begitu lambat saya mulai mengangkut bokongku.
"Tak boleh.. Mas.." Milla barangkali merasai ada yang lenyap dari dirinnya waktu kuangkat penisku menjauhi Vaginanya.
"Sabar sayang.. saya ngga ke mana.." lalu dengan perlahan juga kudorong kembali bokongku menghimpit selangkangannya.
Dengan irama yang teratur kudorong serta kutarik bokongku dari selangkangan Milla. Dengan sedikit merasa sakit selanjutnya Milla merasai keasyikan dari gesekan buat gesekan di antara penisku dengan vaginanya. Malam itu kami betul-betul merasai suatu yang bagus berdua. Hentakan untuk hentakan diringi dengan desahan yang keluar mulut kami mendampingi nada embusan AC kamar hotel itu. Malam itu kami menumpahkan rasa cinta yang sejauh ini menggebu-gebu serta pada akhirnya badan kami terkulai lemas selesai merasai orgasme yang tidak ada taranya.
"Terima kasih Milla sayang.."
"Terimakasih pula Mas Rey.." malam itu kami tidur dengan berangkulan sampai pagi, seolah tidak mau dipisahkan kembali.
Mulai saat itu saya dan Milla kerap lakukan kembali perihal itu tiap ada peluang dan jalinan kamipun semakin semakin bertambah dekat saja. Terkadang kami mengerjakannya pada tempat kostnya Milla, seringkali juga Milla mengunjungiku dirumahku serta kami tumpahkan selera cinta kami disitu.
Cerita Dewasa Berhubungan Dengan Tunangan
Seperti kebanyakan sore itu habis pulang dari kantor saya lebih dahulu ke kampusnya Milla buat mengantarkannya pulang ke arah tempat kosnya. Sesampai disitu kusaksikan Milla duduk tungguku dengan didampingi Anna.
"Hai..!" saya jalan mendatangi mereka berdua sekalian melambai-lambaikan tangan.
"Eh.. Mas Rey.. tumben lama Mas?" Milla berdiri sembari menyaksikan menuju kedatanganku
"Sorry.. barusan Mas Rey disebut bos dahulu sebelumnya pulang, Eh.. Anna apa kabarnya? Alfi belum hadir?"
"Baik Mas, ah tak kok, Anna kembali menunggu Mas Rey kok." jawab Anna yang berdiri mengikut Milla serta jalan hampiriku.
"Iya Mas.., Mas Alfi ucapnya nggak dapat jemput Anna, jadi ya Anna turut kita" jadi Milla memaparkan
"Ya sudah!, mari dech.."
Dengan rada bertanya-tanya pada akhirnya saya lekas ke arah mobil di parkir universitas dengan di turuti oleh Milla serta Anna di belakangku. Umumnya Alfi terlebih dahulu dariku jemput Anna pulang kuliah namun ini kali nyatanya Anna turut denganku. Komplek tempat Anna tinggal memang sejajar dengan rumahku.
Sore itu Anna memang rada pendiam dari umumnya serta dilihat ada suatu lainnya yang seolah diumpetkan dari dirinya sendiri.
Ada raut kegundahan di raut muka Anna yang kadang-kadang kusaksikan lewat kaca kecil di depan mobilku. Kadang dia tajam menatapku seolah ingin sampaikan suatu hal namun selesai lama menatapku. Selanjutnya dia menunduk dengan menghela napas panjang seolah mau hilangkan berat beban yang menjepitnya.
Tournament Pencuri Jackpot Wajib4D
"Eh..perlahan-lahan donk Mas, kelak sangat kembali seperti kemaren" mendadak Milla pecahkan ingatan yang ada pada benakku.
"Oh ya, telah ingin nyampe ya?", perlahan-lahan saya stop dimuka sebuah rumah tempat kos-kosannya Milla.
"Berkunjung dahulu Mas ya? "
"Ya.. Mas Rey sich terserah Anna, bagaimana?" sembari saya balik menengok mengarah Anna yang seolah anyar sadar dari lamunannya.
"Aduh.. sorry dech Mill, aku pengen cepat balik niih"
"Ya sudah dech ampe esok ya!, daah Mas Rey" Milla bergerak menjauh serta lambaikan tangannya.
"Ann, berpindah depan ya?". Tanpa menjawab Anna keluar mobil dan masuk kembali buat berpindah di depan gantikan tempat duduk Milla awal mulanya, disampingku. Perlahan-lahan mobilku bergerak kembali tinggalkan tempat kosnya Milla.
"Asyik donk Ann, sesaat lagi Anna jadi kawin sama Alfi" di perjalanan saya usaha merusak tempat tinggal Anna.
"Tinggal satu minggu kembali kan?" tambahku kembali
"Iya Mas.."
"Lho kok calon pengantin kok letoi getho, cerah donk!" Anna kembali diam dan cuma tersenyum memamerkan wujud bibirnya yang halus.
Harum wangi-wangian yang dimanfaatkan Anna berbaur dengan keringat yang jadi kering tercium membangunkan perasaan kelelakianku, Anna demikian elok ini hari. Bebatan kaos berlengan pendek menempel ketat memperlihatkan sepasang bukit yang menggumpal di dadanya. Benda itu memanglah tidak sebesar punya Milla namun itu juga cukup bikin lelaki ingin menggaulinya.
Milla rada merebahkan jok mobil yang ditempatinya dengan kaki yang sama-sama bersilang. Maka belahan paha mulusnya dengan bebas menghias ujung mataku yang sering melirik menjurus situ. Waktu itu nampaklah ingatan gilaku supaya dapat mencucurkan nafsuku pada badan sensual disampingku ini. Meskipun sebenarnya saya tahu dia kawan akrab Milla pacarku.
BERSAMBUNG...