CERITA DEWASA SANG PENARI JALANAN YANG CANTIK PART2

CERITA DEWASA SANG PENARI JALANAN YANG CANTIK PART2

WAJIB 4D PEMBURU HADIAH JACKPOT BESAR

CERITA DEWASA SANG PENARI JALANAN YANG CANTIK PART2, Hasrat-Bispak37 Muka Juragan yang lebar itu melekat ke muka saya, bibirnya yang lebar melekat ke bibir saya, memaksakan mulut saya terbuka. Duh, lidahnya turut main , masuk-masuk ke dalam mulut saya, ajak bergelut lidah saya. Berbeda sekali rasanya dengan cium pipi atau cium tangan, rasanya hangat, geli… Saya kurang senang berbau mulut Juragan, jijik dengan lidahnya yang basah, tetapi saya berasa tidak ingin menantang, gak tahu kenapa… Lidahnya melumat lidah saya, bibirnya melumat bibir saya. Lama sekali kami kecupan, kecupan saya yang pertama, kepala saya tertekan kepalanya. Duh, yang saya melakukan ini salah tidak ya? Iya, saya mulai sadar saya tengah jual tubuh saya… itu sesungguhnya salah, namun kok… mengapa saya jadi gak perduli? Mengapa saya jadi jadi bernafsu mengayalkan bagaimana keliatannya saya saat ini? Saya hampir telanjang, susu saya habis diremas-remas, bibir merah saya dilahap, serta tubuh saya dihimpit tubuh laki laki. Bunyi-bunyi jilatan, desahan, serta cairan di mulut saya. Dan saya justru kian terlarut. Lidah saya mulai menjilat balik lidah Juragan. Air liur Juragan saya telan.


"Uaahhh…" keluh saya sewaktu Juragan pada akhirnya menarik bibirnya.


Tersisa liur kami dari kecupan basah barusan masih nyantol seperti tali yang menyambung bibir saya dan bibir Juragan.


"Juragan… rasanya kok lain ya…" kata saya. "Jiah!"


Saya terkejut waktu Juragan mencubit-cubit pentil saya.


"Bagaimana Denok, kamu senang di cium seperti barusan? Nikmat kan?"


"Ahn…" desah saya lantaran kenikmatan pentil saya dimain-mainkan, oleh karena itu perkataan saya telah tidak tertangani,


"Iya Juragan… saya senang di cium seperti tadi…"


"Betul? Bagus, bagus," Haduh! Juragan nyentuh sisi depan kancut saya! Tuturnya, "Saya membikin kamu makin nikmat di sini ya?"


Juragan menguak kancut saya serta menowel… menowel… itil saya!


"Coba jika begini…"


"Nhaaaa!! Iyhaaah? Aahh… tidak boleh!!"


Seperti kesetrum saya waktu itil saya ditowel serta dikocak jari-jari Juragan. Mengapa ini… kok tubuh saya bereaksi begitu?


"Ooh… heehhh… aduh Juragan… kena…pa ini?" saya meracau, kebingungan dengan tubuh saya sendiri.


CERITA DEWASA SANG PENARI JALANAN YANG CANTIK PART2

Saya tidak pernah disentuh orang pada sisi situ. Sumpah, saya gak tahu ada apakah kiranya. Rasanya ada suatu yang ingin keluar pada tubuh saya… Saya takut. Juragan terus memain-mainkan itil saya tanpa ampun. Rasanya panas dingin, kalang kabut, bergidik! Dan… aduh, nikmat! Ditambahkan lagi, saat ini Juragan memasuk-masukkan jarinya pula ke… belahan memek saya!


"Aduh, aduh, ahh… Juragan! Juragan udah… gak boleh! Ah… saya… saya… aduh juragan ada yang pengin keluar Juragan… aduh…"


Memang, saya terasa seperti akan pipis… Haduh bagaimana ini, masa' saya pipis di muka Juragan? Jari-jari Juragan selalu main di kemaluan saya, dan gak tahu mengapa, saya malahan ngangkat-ngangkat selangkangan saya!


"Uuuuaaahhh… iyaaA!!"


Bobol-lah pertahanan saya pada akhirnya, serta kedengar bunyi "criiit" dari itil saya yang memuncratkan suatu hal.sebuah hal.  Aduhhh… malunya. Saya terasa seperti baru saja pipis di tempat tidur Juragan. (Terakhir saya ketahui itu bukan pipis). Tapi… kok rasanya nikmat serta sangatlah nikmat, hingga sampai ada yang keluar tubuh saya selepas itil dan memek saya dimain-mainkan Juragan? Sampai saya angkat pinggul saya?


"Haahh… haduhh…" Saya tersengal, selesai ngecrit, tubuh saya seperti habis mengenai strum atau kesambar petir. Duh, hilang ingatan tenan. Sampai gemetar. Juragan senyuman di muka muka saya, sekalian katakan, "Nach, itu buat mula-mula, Denok…"


Serta tidak diduga saja, Juragan udah membuka celana, dan melekatkan… melekatkan… anunya di belahan memek saya!


"Aduh, Juragan…! Itu… Kok ditempel ke anu saya?!" kata saya. Betul-betul saya belum ketahui banyak berkaitan tubuh lelaki dan wanita.


"Ini namanya kontol, Denok," Juragan mengatakan, "Kontol ini pengen masuk ke memekmu…"


Saya melotot menyaksikan anunya Juragan yang besar serta berurat itu. "Tapi… namun gak akan muat, Juragan!"


"Gak apa-apa… Kukasih kamu tiga puluh ribu kembali jika kamu ingin kumasuki."


Kesempatan ini Juragan tidak menunggu jawaban saya. Beliau langsung turunkan tubuhnya yang besar itu, menekan tubuh saya di bawahnya. Dan anunya… kontolnya… masuk ke memek saya! Ampuun! Sakit! Saya hingga njerit!


WAJIB 4D PEMBURU HADIAH JACKPOT BESAR

"AaaaAAAA!! Aduuuu!!"


Juragan mendengus dan menggerung. "Huoooh! Kamu masih perawan ya Denok!? Sempit sekali!"


Perawan? Aduh biyung… saya digagahi Juragan! Tubuh Juragan yang berat menindih tubuh saya, dadanya menggencet susu saya, kontolnya yang besar itu mencoblos memek saya… menerobos kehormatan saya… Saya berasa sakit campur nikmat campur malu… Aduh, Bapak, Simbok, saya sudah tidak perawan kembali!


"Saya masuk lebih dalam kembali, ya, Denok?" Juragan menanyakan tanpa ada tunggu jawaban, menerobos jadi dalam ke anu saya. Saya hanya dapat bernada ah uh saja. Lantas perlahan-lahan Juragan menarik kontolnya hingga keluar semua… Beliau capai belakang kepala saya, suruh saya memandang. Di kontolnya terlihat bintik darah, darah perawan saya! Haduh biyung. Juragan tertawa, lalu beliau cium bibir saya kembali. Sekalian mencium, anunya ia tambahkan kembali ke memek saya.


Saya njerit kembali, tetapi mulut saya ketutupan mulutnya. Seterusnya Juragan terus nggenjot saya, masuk-keluar, masuk-keluar, jadi lama jadi kuat. Tubuh saya digempar-guncang, kepala saya menenggak-nenggak, sepasang susu saya gondal-gandul, diguncang pergerakan Juragan. Saya hingga sampai tidak dapat bicara, sekedar dapat ndesah serta njerit gak karuan. Saya usaha meminta Juragan gak boleh kencang-kencang, namun beliau tak dengerin. Tapi…kok saya berasa nikmat, ya? Duh, saya kembali di… dientot sama Juragan, dan saya baru mengetahui ngentot itu… enak… telah gitu… saya… dilunasi? Mengapa tidak sejak dulu saja, ya?Terbayang ingatan sesuai itu dalam kepala saya. Tetapi saya hiraukan. Saya luluh karena serangan-gempuran Juragan. Waktu beliau tiduran dan mohon saya tegak, saya nurut. Serta tubuh saya gerak sendiri, turun-naik sekalian masih tersodok kontolnya.


"Aah! Aiih!! Hiih!"


Duh, saya sudah tak tahu kembali apa yang keluar bibir saya, atau semacam apa nampaknya saya. Muka saya pastinya tampak cabul sekali. Dada saya gonjang-ganjing. Juragan terlihat puas.


"Hah… uh… Mari selalu Denok… saya puas ndengar suaramu kalaupun dientot… mbikin makin hasrat. Kamu sukai juga, kan?" Juragan usaha ngajak bercakap. Saya njawab dengan lenguhan serta bicara gak terang, ah-ah uh-uh. "Hauhh… Ga…n! Enakh… ahh…"


WAJIB 4D PEMBURU HADIAH JACKPOT BESAR


"Denokh… uh… kelak kalaupun telah sampai… kamu njerit yang keras ya?" pinta Juragan di celah napasnya yang mengincar.


"Sampai?" Saya kebingungan apa tujuannya.


"Kelak pula kamu… uh… hh… rasa sendiri," kata Juragan.


"Yang seperti… uh… barusan. Saya mau… keluarin di kamu bila kamu udah… hingga, ya?"


"Hah… ough… di… dalam?" sumpah, saya gak mengerti apa tujuannya Juragan, serta gak sempat mikir juga.  Mana sempat mikir, jika kepala saya sarat dengan hati nikmat lantaran dientot Juragan. Tetapi gak lama setelah itu saya terasa ada yang mencapai puncak pada tubuh saya, saat seperti itil dan memek saya dimain-mainkan barusan. Apakah sudah waktunya?


Saya gak dapat kontrol tubuh saya. Saya kian senang nggoyang pinggul, rasakan kontol Juragan dalam anu saya.


"Eahh!! Uwahh!! Haduhh!! JURAGAAAN!! ANNGGGHHHH!!" Dan menjeritlah saya.


Juragan dengar saya njerit, dan langsung memegang tangan saya sembari angkat pinggulnya maka dari itu burungnya masuk sedalam-dalamnya ke memek saya.


"Khn! Ghooh!"


Mata saya melotot, mulut saya nganga, barangkali lidah saya menjulur keluar, saya sudah tak perduli semesum apa cakepg saya saat saya menjerit kenikmatan itu. Saya rasakan ada yang keluar dalam kemaluan saya. Basah serta hangat. Dari anunya Juragan. Untuk pertama kali ada orang yang menyebar benihnya di pada tubuh saya.


"Hiyahh…" erang saya.


Tubuh saya cenderung di depan, ke-2  tangan saya bertopang ke dada Juragan, kepala saya mendangak, menganga sekalian memekik. Dan selanjutnya robohlah tubuh saya ke dada Juragan, ngos-ngosan, mendesah-desah. Susu saya yang terdesak jadi menyembul ke samping tubuh, pentilnya keluar keras. Beberapa lama saya terkulai di atas tubuh Juragan yang empuk. Ia terus geser saya dan bangun, lalu memanfaatkan kembali busananya. Sekalian kenakan pakaian, ia bicara ke saya.


"Hehehe. Cukup bisa pula ndapat perawan siang-siang begini… Bila kamu pengin, Denok, mencari uang itu tidak sulit…"


CERITA DEWASA SANG PENARI JALANAN YANG CANTIK PART2

Beliau jatuhkan enam helai lima puluh beberapa ribu ke dekat muka saya. Saya nggeletak gak karuan di tempat tidur Juragan, mandi keringat, ngos-ngosan. 



"Itu untuk kamu," kata Juragan. "Cukup kan untuk bayar kontrak kamu 3 bulan?"


Saya tiduran rada lama hingga akhirnya kemampuan saya kembali. Tergesa-gesa saya gunakan kembali kemben serta kain saya. Haduh, cakepg saya tentu sudah nggak karuan. Bedak saya hingga luntur serta menempel di seprai tempat tidur Juragan. Juragan selalu duduk memerhatikan saya yang kalang kabut gunakan busana. Beliau diam saja. Saya pamitan serta terburu-buru turun. Di bawah, di muka toko semakin ramai. Sebagian orang karyawan Juragan manggil saya, tetapi saya gak berani hadapi mereka, manalagi cocok berantakan seperti ini. Saya hingga 1/2 lari tinggalkan toko beras Juragan, langsung ke sewa. Ee, rupanya ibu pemilik sewaan kembali nongkrong di muka.


"Siang-siang kok sudah balik, Denok? Lah, kok amburadul begitu? Habis ngapain kamu?"


Semua pertanyaannya saya lewatkan, saya jejalkan uang yang saya bisa ke tangannya, lalu saya segera mabur ke kamar. Saya terus membuka baju dan sanggul, masuk kamar mandi, dan mandi…ngguyur sekujur badan, bersihkan muka. Masih gak yakin apa yang baru saja saya laksanakan dengan Juragan. Saya baru saja berikan keperawanan saya ke Juragan… diganti uang kontrak 3 bulan. Apa saya bersedih atau malu? Apa saya hendaknya bersedih atau malu? Tidak tahulah… Namun yang berlangsung jadi tangan saya mulai meraba-raba selangkangan saya, mainkan itil saya seperti yang sudah dilakukan Juragan tadi…


Saya sang Denok, penari jalanan. Ini cerita kehidupan saya. Setelah hari itu, ada yang berganti di kehidupan saya. Saya masih tetap cari penghidupan dengan menari buat beberapa orang di Pasar. Tetapi ada yang lain…sekarang, setiap saat saya perlu uang, saya tidak kembali malas-segan menjajakan tubuh saya terhadap lelaki.  ini gak betul, dan semestinya saya stop, namun bujukan duwit sangat kuat. Saya sang Denok, penari jalanan, seluruh orang di Pasar tahu saya. Siapakah yang tidak mengenal sang Denok yang berkemben merah, berbedak serta bergincu tebal, bertahi lalat di pipi.


WAJIB 4D PEMBURU HADIAH JACKPOT BESAR

Dan saat ini saya juga di kenal jadi Denok yang susunya montok, bokongnya sintal, goyangannya oke. Udah malam, dan saya baru-baru ini menari buat sebagian orang supir truk pengangkut sayur yang habis bedah muatan. Saya kalungkan selendang saya ke salah seorang, saya berikan senyuman manis serta saya bisikkan harga saya kalaupun ia pengen.


"Benar nih, begitu?" kata sang supir yang mempunyai tubuh kerempeng, punya rambut cepak, dan mulutnya berbau minuman.


"Hehehe," ujarnya sembari menyentuh kemben saya.


"Pengen donk nyobain," ia remas tetek saya.


Dari seluruhnya orang yang berada pada sana, cuman ia serta seseorang temannya yang ‘nanggap' saya. Saya membawa supir-supir itu ke jejeran kios kosong dalam pasar, yang tidak laku-laku dicarter sebab terletak terlampau ke dalam.  Saya membuka satu diantaranya dan saya hidupkan lampunya, serta 2 orang supir itu juga saya layani di situ. Saya digilir mereka berdua dari sana. Mereka memohon saya layani mereka sekalian. Jadilah saya diapit mereka berdua… seseorang ngentoti memek saya, serta yang satunya saya kasih pantat saya.


"Aduh, Neng, bokongnya sempit sangat, nih," kata orang yang nyoblos bokong saya. "Baru kali pertama?"


"Ah, tidak Bang," kata saya malu, sela napas mengincar.


Temannya main-main menanya, pernah sama berapakah orang saya bersetubuh. Berapakah ya? Saya pikirkan kemungkinan dua puluh atau lebih.  Saya tidak ngitung. Saya gak peduli… yang saya pikirkan cuman kerja sesuai ini lebih enteng memperoleh duit. Saya pula tak pernah berasa sendirian kembali.


"Uohhh… buang di dalam bisa nggak Neng?" bertanya supir yang di muka saya.


Saya ngangguk. Ia muncrat dalam memek saya. Saya mengerti itu sesungguhnya bahaya, tetapi rasanya lebih enak… anget serta lebih bahagia saja rasanya. Dan setelah itu, saya memperoleh uang. Sebulan-dua bulan setelah Juragan ngambil kegadisan saya, saya jadi tambah memiliki pengalaman sebagai lonte. Telah banyak orang di Pasar yang rasakan tubuh saya: kuli, pedagang, preman, petugas, tukang ojek, supir dan lain-lain. Dan saya lantas jadi kian dekat sama mereka semua. 


WAJIB 4D PEMBURU HADIAH JACKPOT BESAR


Saya seperti nyimpan semuanya rahasia mereka. Hihihi… Saya mengerti siapakah yang kontolnya sangat besar, siapakah yang kurang kuat syahwat, kadang saya hingga sampai tahu soal rumah tangga mereka.  beberapa orang yang setiap harinya terlihat galak atau rajin ke arah tempat beribadah, namun apabila sudah mau, mereka cari saya juga.  Saya pula berulang-kali tidur dengan Juragan. Juragan kerap suruh saya coba sejumlah hal baru. Umpamanya ngemut dan nyedot. Atau gunakan tetek saya bikin njepit kontol.  kalau lubang bokong saya dapat dientot juga.  Duh, waktu kali pertama cobain itu, saya jejeritan. Sakit! Memohon ampun sakitnya. Tetapi lama-kelamaan kebiasa juga.  Saya pun jadi tambah mengenal dengan Juragan. Wanita yang berada di poto bersama Juragan itu betul istrinya, tetapi udah wafat. Mati waktu melahirkan anak sulung, anaknya tidak juga selamat. Juragan sekian lama ini kesepian, dan hidupnya sekedar mengurus toko beras saja. Saya jadi kasihan sama Juragan, rupanya beliau sendirian pun seperti saya. Saya pun jadi tahu kalau dahulu, pada waktu muda dan masih tinggal di kampungnya, Juragan pernah senang seorang penari juga.  Sekedar masa itu Juragan masih belum mempunyai apapun, apa lagi penari itu pun simpanan seorang camat. Juragan cuman dapat melihat serta kagum pada dari jarak jauh tiap-tiap kali sang penari itu mentas.


Kata Juragan, saya serupa penari itu. Kemungkinan karenanya  Juragan terus meminta saya gunakan kemeja dan dandanan penari komplet setiap kali beliau nanggap saya…Yah, saya ikut serta puas jika dapat membikin Juragan suka. Semakin hari saya tambah terlarut di kehidupan jadi penari yang berjualan tubuh. Lantaran uang, harga diri saya lupakan, serta saya menjadi bahan pemuasan hasrat laki laki. Tiap-tiap kali ada orang menggencet saya, menggauli saya, masuk tubuh saya… sebetulnya saya ingat jalan ini tidak betul, tetapi tubuh saya selalu memohon lebih.  Saya jadi tidak tahu kembali apa saya terus melaksanakannya cuma karena uang. Lama-lama saya semakin genting. Layani dua-tiga orang sekalian.


CERITA DEWASA SANG PENARI JALANAN YANG CANTIK PART2

Telah tidak terhitung orang yang buang benih di kandungan saya. Saya lantas semakin berani. Pada akhirnya saya tidak dapat kembali kalkulasi berapakah orang yang udah merasai tubuh saya, serta saya lantas hamil… Lumrah, jika ingat demikian banyak orang-orang yang dapat menghamili saya. Namun saya selalu melacur biarpun perut saya jadi membesar. Dan saya  terus hadir ke Juragan. Akhir kali saya tidur dengan Juragan, perut saya telah mulai mencolok, serta beliau terlihat cukup waswas dengan saya.


"Biarlah Denok… Kamu stop saja, ingat situasi kamu," kata Juragan sembari perlahan-lahan memacu saya.


"Nggak apapun Juragan…" kata saya.


Saya tersenyum buat Juragan. Saya ingat dahulu saya tidak senyuman buat beliau waktu pertamanya kali beliau setubuhi saya. Tetapi saat ini, antara seluruhnya konsumen saya, saya cuman dapat senyuman untuk Juragan… Senyuman setulus hati. Mengapa? Entahlah… saya sendiri  gak tahu. Barangkali karena sehabis Simbok mati, Juragan-lah yang dekat dengan saya? Yang pasti saya benar-benar nikmati saat bersama Juragan. Terhitung saat ini, waktu beliau lagi senggama dengan saya, sembari cakepgnya risau. Rasanya saya pengin membikin beliau tidak cemas. Bukanlah sakit, malu, atau jijik, saya berbahagia setiap kali tubuh Juragan berhimpun dengan tubuh saya.


Nyaris 1 tahun sehabis saya dan Simbok tinggalkan rumah buat menjadi penari jalanan di Jakarta, ada lagi satu insiden yang ngubah hidup saya. Saya udah 6 bulan hamil, namun tetap keliling menari… Saya sudah seharusnya stop. Tetapi saya mbandel. Saya tidak sadarkan diri di jalan. Tentunya ada yang menyaksikan serta menolong saya, masalahnya saya siuman di rumah sakit. Larut malam. Dan dari sisi tempat tidur rumah sakit, duduk sendirian sekalian pegangi tangan saya, ada Juragan.


"Kamu udah sadar Denok? Syukuuur…" kata Juragan pada saat lihat saya siuman.


Juragan menangis. Saya tidak dapat apapun karena masih lemas. Setelah itu Juragan kasih tahu saya, beliau serta anak buahnya yang membawa saya ke rumah sakit. Dan jika saya keguguran.


"Duh, untung kamu masih selamat, Denok… Tetapi anakmu…" Juragan ngomong itu seluruhnya sekalian nangis.


"Denok, maaf… maafkan saya. Bila tidak dikarenakan yang pertama kalinya itu, kamu tidak perlu hingga seperti ini… Saya salah, Denok, saya yang ndorong kamu hingga jadi begini… Salahku besar sekali sama kamu, Denok…"




TAMAT^^

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama